Bantuan Kemanusiaan, Penghapusan Utang dan Diplomasi Vaksin Tiongkok di Tengah Kompetisi Adidaya.

Bantuan Kemanusiaan, Penghapusan Utang, dan Diplomasi Vaksin Tiongkok di Tengah Kompetisi Adidaya

Ilustrasi distribusi vaksin global, sumber : www.expresspharma.in, 14/10/2020

Oleh : Pudji Widodo

Bantuan kesehatan Kemhan RI dan Misi Harmoni 2017 Tiongkok


Pada awal tahun 2016, Kementerian Pertahanan RI melaksanakan bantuan kesehatan ke Timor Leste. Kegiatan tersebut dilaksanakan karena adanya permohonan dari pemerintah Timor Leste, khususnya pelayanan kesehatan bagi para veteran pejuang, prajurit Angkatan Bersenjata Timor Leste (FDTL), keluarganya dan masyarakat umum. 

Untuk melaksanakan tugas tersebut, dari dermaga Koarmatim Ujung, Tanjung Perak Surabaya, kapal rumah sakit KRI dr. Soeharso 990 berangkat pada tanggal 25 Januari 2016 membawa 250 personel gabungan Kesehatan 3 matra TNI dan Kemhan RI. Satuan tugas gabungan yang dipimpin Dirjenkuathan Kemhan Laksda Agus Purwoto, tiba di Pelabuhan Dili pada tanggal 29 Januari 2016.  

Penulis di depan spanduk sederhana di gedung terminal penumpang Pelabuhan Dili yang dipasang untuk menyambut kedatangan KRI dr. Soeharso 990, 29/1/2016, dokpri.

Selama lima hari pelayanan kesehatan dilaksanakan di kawasan Pelabuhan Dili dan gedung terminal penumpang dipergunakan sebagai poliklinik rawat jalan serta skrining untuk kasus spesialistik. Gedung terminal penumpang tersebut masih seperti 24 tahun yang lalu, bahkan lebih buruk dibanding saat penulis meninggalkan Dili setelah berakhirnya penugasan penulis di Lanal Dili dari tahun 1995-1999. 

Gedung dengan atap khas rumah adat Timor Lorosae lapisan sirapnya mengelupas di beberapa tempat dan dindingnya kusam karena bertahun-tahun tidak pernah dicat ulang. Kondisi gedung terminal penumpang seakan mengggambarkan kesulitan ekonomi yang dialami Timor Leste.

Sesuai indikasi dan hasil skrining, pasien selanjutnya menjalani pemeriksaan penunjang laboratorium, rontgen dan USG, tindakan di kamar operasi (bedah selektif, katarak mata, bibir sumbing) dan ruang perawatan di kapal rumah sakit. 

Selama lima hari bersandar di Pelabuhan Dili, KRI dr. Soeharso melayani 3426 pasien,  196 kasus operasi, 123 khitan dan 60 orang pejabat pemerintah menjalani medical check up. Menhan RI Ryamizad Ryacudu selain berkunjung ke kantor Kementerian Pertahanan Timor Leste juga meninjau pelaksanaan pelayanan kesehatan tersebut.

Hampir dua tahun kemudian, pada Desember 2017, ganti rumah sakit kapal Angkatan Laut Tiongkok "Peace Ark 866", juga melakukan kunjungan ke Timor Leste dan melaksanakan bantuan pelayanan kesehatan. Peace Ark melayani 7289 orang pasien dan selain memberikan pelayanan di fasilitas kesehatan kapal juga mengirim unit-unit pelayanan mengunjungi beberapa wilayah untuk memberikan bantuan kesehatan. 

Selain ke Timor Leste, kapal Peace Ark yang meninggalkan pangkalannya di  Zhoushan Provinsi Zheijiang pada 26 Juli tahun 2017 telah berlayar selama 155 hari mengunjungi Djibouti, Sierra Leone, Gabon, Republik Demokratik Kongo, Angola, Mozambiq dan Tanzania (20/12/2017)<1>.

Ini bukanlah pelayaran Peace Ark yang pertama di luar wilayah Tiongkok. Sejak 2010 Peace Ark telah sering melaksanakan kegiatan yang sama di berbagai negara. 

Pada tahun 2013 kapal Peace Ark berpartisipasi dalam kegiatan Sail Komodo di Labuhan Bajo Manggarai Barat NTT yang dilaksanakan oleh Kementerian PMK. 

Pada acara tersebut bersama KRI SHS 990, Peace Ark juga melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Manggarai Barat. Bersama kapal perang berbagai negara partisipan, Peace Ark juga mengikuti Sailing Pass yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para duta besar berbagai negara.

Kapal rumah sakit Angkatan Laut Tiongkok Peace Ark 866  di Pelabuhan Dili, sumber : malay.cri.cn, 22/12/2017

Misi Harmoni 2017 yang dilaksanakan kapal rumah sakit Peace Ark dipimpin oleh Laksamana Muda Guan Bulin. Kapal dengan panjang 178 m ini  dilengkapi delapan kamar operasi dan 300 tempat tidur dan diawaki 115 personel kesehatan. Peace Ark yang bertugas sejak tahun 2008 telah melintas ke 34 negara sebelum tiba di Angola. 

Pada tahun 2010 dan 2015 Peace Ark telah melakukan kunjungan ke Asia, Afrika, Amerika, Oceania dan 120 ribu orang dari 29 negara telah menerima pelayanan kesehatan serta bantuan kemanusiaan di kapal ini. Di setiap negara yang dikunjungi Misi Harmoni 2017, Guan Balin sebagai Komandan Gugus Tugas menyatakan bahwa misi tersebut bertujuan meningkatkan kerja sama antara kedua negara <2>.


Terbelit jerat hutang Tiongkok

Tentu Guan Balin bukan tanpa tujuan memilih narasi "meningkatkan kerja sama", dan bukan membangun kerja sama. Mudah dipahami artinya sebelum Misi Harmoni 2017 dilaksanakan, telah terjalin relasi kerja sama antara Tiongkok dengan negara yang dikunjungi kapal Peace Ark. 

Suatu relasi yang idealnya memberi keuntungan kepada kedua belah pihak dengan sasaran semakin membaiknya kesejahteraan masyarakat yang di antaranya dinilai dengan parameter ekonomi. Kerja sama ekonomi antar negara bilateral maupun multilateral, seperti yang dilakukan antara Tiongkok dan negara-negara Afrika merupakan hal yang wajar  sebagai bagian dari masyarakat internasional.

Negara Afrika yang dikunjungi Peace Ark pada Misi harmoni 2017 adalah tujuh dari 50 negara anggota FOCAC. Sebagaimana diketahui China dan Afrika memiliki kebijakan kerja sama dalam bentuk Forum On China Africa Cooperation (FOCAC). 

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa FOCAC dibentuk sebagai hasil Konferensi Tingkat Menteri yang dihadiri 44 negara dan 17 organisasi internasional di Beijing pada 10 -12 Oktober 2000. Dua puluh tahun sejak didirikan, menunjukkan upaya bersama Tiongkok dan Afrika melalui dialog kolektif telah membuat FOCAC tumbuh menjadi lembaga yang penting dan dinamis.

Tiongkok dan Afrika memperluas kerja sama praktis di semua bidang termasuk pertukaran budaya. Hasil nyata FOCAC diakui oleh negara-negara  Afrika dan dipuji oleh komunitas internasional. Ketiga hal ini disampaikan oleh Chu Maoming selaku Konsul Jenderal Tiongkok di Nigeria yang dikutip The Guardian (money.kompas, 20/10/2020)<3>. 

Afrika membutuhkan investasi China untuk membangun infrastruktur guna mengembangkan potensinya, sedang Tiongkok memerlukan banyak sumber daya alam  minyak, gas dan mineral afrika untuk industri yang meningkatkan pertumbuhan ekonominya. FOCAC juga dipakai Tiongkok untuk melaksanakan strategi  Belt and Road Initiative sebagai negara investor terbesar di dunia.

Pernyataan Maoming menepis pendapat bahwa kerja sama ekonomi yang dijalin berbagai negara afrika dengan Tiongkok berujung dengan jebakan hutang. 

Berbagai media menyebut negara-negara yang terjebak hutang Tiongkok, di antaranya : Tonga, Srilanka, Venezuela, Krigistan, Laos, Maladewa, Mongolia, Montenegro, Pakistan, Tajikistan dan Papua Nugini. Selain negara-negara tersebut terdapat 13 dari 50 negara FOCAC juga mengalami kesulitan kesulitan pengembalian hutang ke Tiongkok.

Namun bukan hanya memberi, Tiongkok pun berbaik hati menghapus hutang. Adapun negara FOCAC yang telah mendapat fasilitas penghapusan hutang adalah Kamerun pada tahun 2001; 2007 dan 2010. Kelonggaran ini mendorong Ethiopia, Djibouti dan Zambia untuk mendapat perlakuan yang sama dari Tiongkok (m.cnnindonesia, 5/2/2019)<4>.   

 Diplomasi dari kampanye bendera kapal angkatan laut sampai vaksin

Seluruh Angkatan Laut di berbagai belahan dunia mengakui adanya tiga peran universal yaitu Peran Militer, Polisionil dan Diplomasi. Kehadiran secara fisik di pelabuhan negara lain merupakan bentuk peran militer melalui unjuk kekuatan dan kesiapan sebagai unsur angkatan bersenjata dalam mempertahankan kedaulatan serta kepentingan nasional. Selain peran militer, kampanye bendera nasional kapal angkatan laut Tiongkok Peace Ark 866 juga merupakan bentuk misi diplomasi.

Bantuan kemanusiaan dan pelayanan kesehatan yang diemban oleh KRI SHS 990 dan Peace Ark 866 dipilih karena menyentuh kebutuhan dasar manusia. 

Dengan demikian pelayaran muhibah kunjungan kapal angkatan laut ke negara lain melaksanakan bantuan kemanusiaan dan pelayanan kesehatan menjadi sarana diplomasi antar negara membangun perdamaian antar bangsa.  

Pada sisi inilah Tiongkok meluncurkan pesan kepada negara anggota FOCAC dan masyarakat internasional bahwa Tiongkok bukan hanya mengambil keuntungan melalui penanaman investasi ekonomi, namun juga membantu meningkatkan derajat kesehatan warga suatu negara yang menjalin kerja sama ekonomi dengan Tiongkok.

Sekarang Tiongkok juga semakin menampilkan kebijakan charity-nya saat dunia telah setahun dilanda pandemi Covid-19. Upaya menjadi penguasa ekonomi dunia diimbangi dengan solidaritas Tiongkok yang membagikan vaksin ke negara-negara miskin sebagai bagian dari upaya kesehatan preventif secara global. 

Tiongkok berusaha merebut hati dunia ketika  pada bulan Oktober 2020 telah menandatangani kesepakatan program "COVAX Initiative" dengan komitmen vaksin Covid-19 akan diberikan ke negara miskin sebagai prioritas.  Melalui Inisiatif COVAX dilaksanakan kolaborasi global untuk mempercepat pengembangan, produksi dan distribusi vaksin yang merata ke seluruh dunia. 

 Komunitas internasional telah melakukan penggalangan dana 2 milyar dollar AS (29,4 Trilliun rupiah) untuk menyediakan vaksin corona bagi 92 negara berpenghasilan rendah. 

Tiongkok memang tidak menyebutkan nilai uang bantuannya, sementara AS sebagai negara adidaya tandingan belum menandatangani kesepakatan tersebut (www.kompas.com, 9/10/2020). 

Peran Indonesia dalam forum ini adalah Menlu Retno Maruti bersama Menteri Pembangunan Kanada dan Menkes Ethiopia terpilih sebagai Ketua Bersama COVAX Advance Market Commitment (AMC) Engagement Group. 

Di antara negara-negara yang tergabung dalam FOCAC mungkin ada yang tidak memiliki kemampuan riset, teknologi dan finansial untuk menyiapkan vaksin Namun karena kebijakan Tiongkok bergabung dalam program "Inisiatif Covax", tentu negara-negara dengan ekonomi lemah tersebut juga mendapat akses distribusi vaksin guna memberikan proteksi bagi warganya. Tiongkok mempergunakan Inisiatif Covax sebagai diplomasi vaksin untuk memperkuat citranya dalam solidaritas global.

Di negara penerima bantuan Tiongkok tentu terdapat kelompok yang mengkritisi pemerintahnya, sebagaimana di  Uganda yang takut tenggelam dalam hutang Tiongkok. Sebaliknya mayoritas rakyat negara-negara tersebut mungkin memuji kebijakan donasi Tiongkok. 

Selain itu, masyarakat internasional tidak mungkin membiarkan kekebalan komunitas tidak terbentuk di negara-negara miskin tersebut, karena bila tidak ditangggulangi radikal Covid-19 dapat kembali menjadi penyakit potensial wabah.

Tiongkok yang paling awal menerima akibat pandemi Covid-19, ternyata paling cepat dapat memulihkan situasi, bahkan berpartisipasi dalam upaya kesehatan preventif global. 

Pandemi justru dipergunakan Tiongkok untuk menunjukkan kedigdayaannya, dalam situasi perang dagang dengan AS yang belum selesai, Tiongkok memimpin pemulihan ekonomi global dengan pertumbuhan hampir 5%, sementara AS pada kuartal IV tahun 2020 tumbuh 4%.

Dalam penanganan Covid-19, Tiongkok mampu mengendalikan infeksi di bawah 90 ribu kasus, sedang kompetitornya AS pada saat yang sama sudah terbebani lebih dari 28 juta kasus dengan total kematian hampir 500 ribu orang. 

Padahal jumlah penduduk AS hanya seperempat dari populasi di Tiongkok. Kelebihan Tiongkok yang lain adalah Tiongkok berpartisipasi dalam program Inisiatif Covax, sedang AS tidak berperan.
   

Visi strategis Tiongkok jangka panjang
Skema Tiongkok untuk menguasai ekonomi dilakukan melalui Belt and Road Initiative dengan sasaran 60 negara, menyebabkan munculnya risiko jebakan hutang, dan ini telah dibantah Tiongkok. 

Tiongkok berusaha meyakinkan negara mitra FOCAC dengan bantuan kemanusiaan dan pelayanan kesehatan melalui peran diplomasi angkatan laut, serta memberi donasi dalam program Inisiatif Covax sebagai diplomasi vaksin. 

Partisipasi Tiongkok membangun dan meningkatkan derajat kesehatan global merupakan upaya Tiongkok menunjukkan kemampuannya sebagai negara adidaya ekonomi.

Namun di balik program Belt and Road Initiative, secara geopolitik terdapat visi strategis jangka panjang. Sebagai contoh, kesediaan Tiongkok meringankan beban hutang Kamerun adalah karena Tiongkok memerlukan tumpuan di Afrika Barat.  

Demikian pula pelabuhan Hambantota yang pengelolaannya telah diserahkan Sri Lanka kepada Tiongkok akibat negara tersebut tidak mampu melunasi hutang pembangunan pelabuhan tersebut pada tahun 2016, mengundang kekhawatiran perluasan pengaruh Tiongkok di Samudera Hindia. 

Setahun kemudian Tiongkok juga berhasil mendirikan pangkalan militer yang pertama di luar negeri yaitu di Djibouti yang berada di area pelayaran sibuk.

Sebagaimana tulisan ini diawali dengan Timor Leste, penulis menutupnya dengan pertanyaan tentang Timor Leste. Meskipun memiliki hutang kepada Tiongkok, apakah Timor Leste juga akan menjadi pangkalan militer Tiongkok? Timor Leste telah menolak ketika Tiongkok menawarkan bantuan pembangunan radar pantai pada tahun 2007. Tiongkok pun membantah karena Timor Leste tidak penting secara strategis. 

Entah suatu saat kelak, bila perkembangan lingkungan strategis berubah, termasuk bila Timor Leste akhirnya bertekuk lutut karena tidak mampu membayar hutang. Yang pasti Tiongkok akan terus melakukan upaya sistematis supaya unggul dalam kompetisi global, kawasan maupun regional.

Pudji Widodo,
Sidoarjo, 12022021 (70)

Sumber :
1. Suarez. http://timoroman.com/2017/12/25/7-289-warga-timor-leste-dilayani-kapal-rumah-sakit-china-peace-ark/, diunduh 4 Februari 2021.
2. Welly. http://chindonews.blogspot.com/2017/10/kapal-rumah-sakit-angkatan-laut-china_23.html?m=1, diunduh 4 Februari 2021.
3. Idris M. Kompas, diunduh 7 Februari 2021
4. CNN Indonesia, diunduh 7 Februari 2020.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legwraps sepatu tentara bukan aksesori tanpa makna

Pengesahan Nama Korps, Satuan dan Baret KKO AL Sebagai Pasukan Pendarat Amfibi

Bukan Sekedar Membangun Citra, Kompi Protokol Mabes TNI AL Ganti Kostum