Bisa Renang, Bukan Hanya Karena Ingin Jadi Tentara

(Latihan renang ponco yang dilakukan prajurit Divisi Infantri 2 Kostrad)

Oleh : Pudji Widodo

Renang lintas selat Sunda

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menghapus sejumlah syarat dalam proses seleksi penerimaan prajurit, baik strata perwira maupun bintara dan tamtama. Termasuk yang dihapus dalam proses penerimaan prajurit TNI adalah seleksi akademis dan tes renang (31/3) [1]. Selama ini, materi renang adalah bagian dari uji ketangkasan kesamaptaan jasmani. 

Panglima TNI juga menghapus pemeriksaan postur tubuh dari materi uji kesamaptaan jasmani. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada duplikasi dengan bidang kesehatan yang juga memeriksa hal yang sama. Nah beban tugas tim penerimaan calon prajurit menjadi lebih ringan, lebih efisien dan ramah lingkungan karena menghemat kertas ujian yang akan digunakan ribuan calon peserta seleksi.

Pendekatan keadilan mendasari Panglima TNI memutuskan kebijakan menghapus uji ketangkasan renang. Hal ini tentu disambut baik oleh anak-anak muda yang sejak kecil sampai remaja dengan berbagai sebab terlanjur tidak bisa renang. Padahal mereka ini sebenarnya memiliki minat menjadi personel militer.

Namun jangan gembira dulu, karena TNI tidak akan membiarkan pemuda-pemudi yang berhasil lolos masuk sebagai calon siswa pendidikan militer tidak bisa renang selamanya. Mengapa demikian, karena materi pendidikan dasar militer salah satu diantaranya adalah renang. Dalam pendidikan dasar juga dilatihkan renang ponco. Hal ini membekali calon prajurit agar mampu melintasi medan perairan dengan membawa perlengkapan tempur yang dikemas dalam jas hujan ponco dengan berenang.

Setiap prajurit TNI harus memiliki lima kemampuan dasar yaitu samapta jasmani  (termasuk lari dan renang),  menembak, bertempur sesuai tingkat satuan dan navigasi darat plus bela diri militer. Sedangkan  di lingkungan marinir ditambah penekanan dayung perahu karet. Seluruh kemampuan tersebut merupakan bekal sebelum masuk ke pendidikan kejuruan atau kecabangan militer.

Di jajaran Korps Marinir TNI AL bahkan diselenggarakan even khusus untuk memelihara kemampuan dasar tersebut dengan lomba renang lintas selat sunda dan renang selat madura. Sebagai bentuk upaya pembangkit minat olahraga perairan, even ini juga diikuti masyarakat umum. Bahkan militer Australia pernah mengirim personelnya berpartisipasi dalam renang selat sunda.

(Prajurit Korps Marinir TNI AL berenang melintas selat Madura, foto KRISWANTO/AFP via klik liputan6.com, 29/4/2016)

Korps Marinir TNI AL pernah melaksanakan latihan renang lintas selat sunda pada saat menghangatnya kasus Sipadan-Ligitan. Hal ini memiliki makna untuk menunjukkan kualitas personelnya mampu menjangkau suatu wilayah tertentu dengan renang tempur. Suatu pesan bahwa prajurit TNI bisa menyusup ke wilayah lawan tanpa kapal perang.

Renang bukan hanya olahraga

Tentu saja kemampuan berenang tidak selalu berhubungan dengan profesi militer. Mampu berenang sejak dini membuat kita dapat menikmati lebih banyak hal. Renang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

1. Olahraga dan hidroterapi

Sebagian generasi milenial mungkin tidak mengenal lagi Radja Murnisal Nasution, seorang legenda pelatih renang Indonesia. Radja Nasution meninggal dunia pada tahun 2017 dalam usia 66 tahun. Dia dikenang masyarakat pecinta olahraga renang sebagai ayah dan pelatih atlet renang andalan Indonesia pada jamannya.

Radja Nasution berhasil melahirkan raja dan ratu kolam renang Indonesia. Mereka itu adalah Elfira Rosa Nasution, Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, Kevin Rose Nasution dan Muhammad Akbar Nasution. Bukan hanya pada level  nasional, mereka pun berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di gelanggang renang internasional.

Renang adalah salah satu cabang olahraga yang digemari, aman , mudah dan murah untuk menjaga kebugaran fisik. Semua manfaat olahraga bisa didapati pada aktifitas berenang baik fisik, mental dan sosial. Jadi seperti olahraga lainnya renang mendorong terwujudnya konsep sehat WHO, suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit.

Sebagai latihan aerobik, renang dapat memicu pengeluaran zat endorfin dalam tubuh. Endorfin memiliki efek seperti obat dopamin, dan karena diproduksi tubuh disebut dopamin endogen. Endorfin merupakan senyawa yang dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa nyeri. Efek positip inilah yang diantaranya mendasari renang sebagai bagian dari hidroterapi.

Hidroterapi adalah metode perawatan dan penyembuhan penyakit tertentu dengan menggunakan air.  Media air bisa digunakan karena faktor keterapungan dan hukum hidrodinamika. Dalam pelayanan kesehatan, khususnya rehabilitasi,  hidroterapi merupakan metode yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air.

Pada individu tertentu yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan joging karena sakit tulang belakang dan cidera lutut tetap dapat memperoleh manfaat olahraga renang tanpa menambah risiko cidera tulang belakang dan lutut. Renang gaya bebas dan gaya punggung disarankan pada penderita nyeri pinggang bawah akibat Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau yang masyarakat menyebut sebagai saraf terjepit [2].

Pada penderita HNP, renang dapat menguatkan otot-otot punggung, meningkatkan fleksibilitas tulang belakang. Hal ini akan mempermudah gerakan pada penderita yang mengalami  nyeri pinggang. Jadi berenang membuat penderita HNP tetap memiliki kegembiraan seperti mereka yang melakukan jenis olahraga aerobik lainnya.

2. Wisata

Sebagai negara kepulauan,  Indonesia kaya akan destinasi wisata yang berciri kebaharian. Laut, pantai dan keindahan perairan antar pulau,  merupakan potensi ekowisata yang mudah dijumpai di seluruh Indonesia. Keelokan alam laut dan pantai pula yang mengundang pujian para pembalap luar negeri terhadap keberadaan sirkuit motor GP Mandalika Lombok.

Raja Ampat, Labuan Bajo, dan Bunaken adalah destinasi wisata   yang bukan hanya mengandalkan keindahan permukaan laut dan daratan.  Di seluruh Indonesia terdapat 15 lokasi taman laut yang memiliki keanekaragaman hayati dan terumbu karang [3]. Taman  laut tersebut menggoda wisatawan untuk menikmati wisata bawah air dengan snorkeling dan menyelam.

Tentu saja menikmati keindahan bawah air harus memperhatikan faktor keselamatan. Snorkeling dan menyelam mensyaratkan peminatnya mampu berenang. Kegiatan tersebut memungkinkan kita lebih jauh mengeksplorasi keindahan taman laut dan fotografi bawah air akan mendukung pendokumentasiannya.

Mampu berenang juga memungkinkan kita menolong orang lain yang mengalami kedaruratan dalam air. Lokasi wisata perairan umumnya menyiapan tenaga rescuer untuk menjamin keselamatan pengunjung.  Namun bila tidak ada, kehadiran pengunjung yang mahir berenang akan bermanfaat bila terdapat pengunjung lainnya yang terancam tenggelam.

3. Menolong dan menyelamatkan 

Indonesia adalah negeri rawan bencana. Semua jenis bencana baik alam maupun non alam berpotensi mendera negeri kita. Salah satu bencana hidrometeorologi adalah banjir. Banjir menyebabkan kerugian rusaknya infrastruktur, harta dan jiwa. 

Dalam rangka pencarian dan penyelamatan korban, hadir tim-tim penolong dari berbagai institusi pemerintah maupun relawan. Tim SAR institusi pemerintah dan relawan tentu berbekal alat dan perlengkapan tugas yang paripurna. Namun selain didukung dengan perlengkapan, setiap petugas dan individu relawan SAR memiliki kemampuan perorangan berenang. Kemampuan yang wajib dipenuhi untuk dapat menolong orang lain maupun menyelamatkan diri sendiri dan timnya.

Selain pada bencana banjir, korban tenggelam juga bisa terjadi di sungai, danau bahkan kolam renang. Indonesia memiliki sedikitnya 5.590 sungai, di mana 330 diantaranya merupakan sungai besar. Salah satu risiko pemanfaatan sungai adalah kecelakaan moda transportasi sungai. Berita musibah tenggelamnya anak di bekas galian pun sering muncul di media massa.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 236.000 kematian akibat tenggelam setiap tahun. Sedang dalam dekade terakhir, menurut WHO terdapat 2,5 juta orang telah meninggal dalam insiden tenggelam. Tingkat tertinggi kematian akibat tenggelam terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun [4].

Pertolongan tidak selalu segera tiba ketika seseorang terancam tenggelam. Kemampuan berenang korban akan memungkinkannya melakukan upaya penyelamatan diri sebelum penolong definitif tiba di lokasi musibah. 

Penutup

Seperti olahraga pada umumnya, renang bermanfaat bagi kesehatan dan bahkan dipergunakan sebagai metoda hidroterapi. Kemampuan berenang memungkinkan kita menolong diri sendiri dan membantu menyelamatkan orang lain dari ancaman tenggelam, menggalakkan wisata bahari serta mengharumkan negara melalui prestasi olahraga. Dalam hal ini, keluarga dan sekolah berperan penting dalam mendorong anak-anak memiliki kemampuan berenang sejak dini. 

Jadi mampu berenang bukan hanya karena ingin menjadi tentara (pw).


Pudji Widodo,
Sidoarjo, 10 April 2022 (107)

Rujukan : Klik [1], [2], [3], [4]

Telah diunggah di eskaber.com, 13/4/2022





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legwraps sepatu tentara bukan aksesori tanpa makna

Pengesahan Nama Korps, Satuan dan Baret KKO AL Sebagai Pasukan Pendarat Amfibi

Bukan Sekedar Membangun Citra, Kompi Protokol Mabes TNI AL Ganti Kostum