Lontong Opor dan Kereta api
Mengenang sepur jadul
Sementara menunggu kedatangan KA Darmawangsa dari Jakarta, ruang tunggu Stasiun Cepu membawa saya kepada kenangan saya bersama kereta api. Bekerja di Jakarta pada tahun 1999 - 2001 dan 2018 - 2020, sementara keluarga di Surabaya, membuat saya bergantung kepada ular besi itu pulang pergi menyusur pantura Jawa. Miniatur lokomotif seri CC-20145 melengkapi koleksi diecast saya untuk mengenang jasa kereta api dalam perjalanan hidup saya.
(Koleksi diecast lokomotif seri CC-20145, dokpri)Suasana stasiun Cepu tertib, rapi dengan toilet umum yang kebersihannya terjaga. Revolusi layanan kereta api bukanlah pernyataan berlebihan. Gambaran penumpang yang duduk memenuhi atap gerbong KRL dua dekade yang lalu merupakan catatan sejarah, sebelum berubah menjadi nyaman pada semua aspek pelayanan.
Semua itu dimulai dari perintah Ignasius Jonan agar lebih dulu membereskan kebersihan toilet umum di Stasiun, bukan dari ketidaknyamanan gerbong kereta api (kompas.com, 17/11/2020). Ignasius Jonan adalah Direktur Utama PT KAI periode 2009-2014.
Pernah ada masa di mana gerbong kereta ekonomi yang di setiap perhentian berubah menjadi pasar karena penuh penjual asongan, sampai kini toilet gerbong mengkilat tanpa bau zat ureum sisa metabolisme tubuh para penumpang. Sekarang petugas cleaning service menyusuri gerbong mengambil sampah. Dulu ada orang yang bermodal sapu pendek "memaksa" membersihkan kolong tempat duduk, yang tanpa temuan sampah namun tetap meminta jasa pembersihan.
Stasiun kecil yang terlewati juga mengingatkan masa rel ganda belum dibangun. Stasiun kecil sering menjadi lokasi kereta ekonomi harus mengalah bila terjadi "kres" antar kereta api dan memberi kesempatan kereta yang kelasnya lebih tinggi untuk lewat lebih dahulu. Terbayang rumitnya tugas pengatur perjalanan kereta api dengan terbatasnya teknologi komunikasi saat itu dan risiko kecelakaan tentu lebih tinggi dari jaman sekarang.
Rel ganda membuat perjalanan lebih cepat dan frekwensi kereta api yang melintas meningkat. Risiko kecelakaan justru bersumber dari pengguna moda transportasi lainnya. Hal ini terkait adanya jalur rel kereta api dan jalan raya pada lintasan sebidang tanpa pengaman palang pintu.
Kebetulan pada perjalanan Cepu -Surabaya tanggal 15 Oktober 2022, pintu gerbong kereta eksekutif tempat saya duduk bermasalah. Pintu geser rupanya keluar dari relnya. Sebuah situasi yang berpotensi memperburuk risiko bila terjadi kedaruratan, karena gangguan pembukaan pintu akan menghambat proses evakuasi. Hal seperti ini tidak boleh terjadi di gerbong kereta api apapun kelasnya.
Setelah beberapa kali terulang dan petugas cleaning service berusaha memperbaiki, sampai kesekian kalinya upaya tersebut gagal. Pintu akhirnya normal kembali setelah teknisi datang memperbaiki. Terlepas dari kualitas pemeliharaan rutin sehingga terjadi gangguan teknis dalam perjalanan, saya tetap memberi apresiasi atas kesigapan teknisi kereta api.
Semua kenyamanan dan keamanan pelayanan kereta api tersebut didukung kemudahan sistem tiket. Telepon pintar telah membuat semua informasi tentang layanan transportasi kereta api berada dalam genggaman. Tinggal menyentuh aplikasi di layar gawai. Memilih tujuan perjalanan, jenis kereta api, bertransaksi termasuk cara pembayaran bisa kita lakukan dari rumah atau gerai retail melalui KAI-Access.
Bagi para lansia dan anggota Veteran RI, juga telah disiapkan mekanisme reduksi harga tiket. Hanya karena status pandemi Covid-19 belum dicabut, maka vaksinasi booster masih menjadi persyaratan. Untuk itu sistem tiket PT KAI telah terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi Kemkes RI.
Satu hal yang juga penting, kepastian tempat duduk dan nomor KTP identitas penumpang yang tercantum pada tiket berkaitan dengan daftar manifes dalam moda transportasi. Dalam peristiwa kecelakaan moda transportasi bisa terjadi identitas penumpang kebetulan tidak ditemukan. Posisi tempat duduk dalam daftar manifes yang terekam dalam sistem tiket moda transportasi akan membantu mempercepat identifikasi korban dan proses administrasi asuransi.
Penutup
Demikian sedikit catatan perjalanan Cepu - Surabaya, tentang lontong opor Pak Pangat dan jasa transportasi kereta api. Lontong opor yang oleh Pak Pangat dipertahankan kekhasannya, tidak berubah sampai sekarang tetap dimasak di atas tungku dengan kayu bakar. Berbeda dengan lontong opor, pelayanan transportasi kereta api dituntut terus berubah semakin baik, sebagai transportasi publik yang modern, nyaman dan aman.
Stasiun Cepu juga mengingatkan masa kecil saya bermain di stasiun kereta api. Saat itu gerbong kereta yang sedang di"langsir," adalah wahana bermain gratis anak kampung sekitar stasiun kereta api Wonokromo (pw).
Komentar
Posting Komentar