Menguji Kesehatan TNI AL dalam Mendukung Operasi Militer Perang
Menguji Kesehatan TNI AL dalam Mendukung Operasi Militer Perang
Perang dan Urgensi Latihan.
Setiap orang yang tahu arti peribahasa latin "Si vis pacem, para bellum" tentu akan membenarkan bahwa peribahasa yang sudah ada sejak sekitar 400 SM itu ternyata relevan pada sepanjang perkembangan sejarah kemanusiaan, khususnya sejarah peperangan.
Peribahasa tersebut dikutip dari penulis militer Romawi Flavius Vegenius Renatus yang artinya "Jika engkau mendambakan kedamaian, bersiaplah berperang". Demikianlah realitanya hingga saat ini, fenomena perang dan damai di berbagai belahan dunia merupakan kenyataan yang terus terjadi silih berganti mengisi perjalanan sejarah kemanusiaan.
Dunia terus berubah dan para pakar ilmu perang sepakat bahwa sesuai perkembangan doktrin perang, saat ini dunia berada di fase perang generasi keempat.
William S. Lind menyatakan perang generasi keempat (4thGM) berupa perang asimetris dan non linier yang mengandalkan seluruh sarana prasarana dan sistem senjata, perpaduan politik, sosial, militer, ekonomi serta budaya untuk menghancurkan kemauan bertempur musuh. Perang ini melibatkan aktor non negara, media, operasi psikologis dan konvensi Jenewa tidak diindahkan.
Menghadapi kompleksitas perkembangan peperangan dan perkembangan lingkungan strategi baik global, regional dan nasional, maka TNI harus juga meningkatkan dan memelihara kemampuannya dalam melaksanakan tugas pokok sesuai amanat Undang-Undang.
Pada spektrum ancaman militer, maka pelaksanaan tugas Operasi Militer Perang (OMP) diselenggarakan dalam wujud Operasi Gabungan TNI yang tersusun dari beberapa Komando Tugas Gabungan (Kogasgab).
Pada setiap Komando Tugas TNI AL (Kogas Operasi Laut Gabungan, Operasi Gabungan Amfibi, Pasukan Pendarat Marinir, Operasi Gabungan Pendaratan Administrasi, Operasi Gabungan Pertahanan Pantai) terdapat elemen kesehatan yang melaksanakan fungsi dukungan kesehatan.
Kesehatan TNI AL hadir pada setiap komponen operasional TNI AL, mulai dari satuan, gugus tugas, gabungan dengan angkatan lain, juga operasi dan latihan dengan negara lain. Agar dapat melaksanakan dukungan kesehatan pada setiap kegiatan operasi dan latihan TNI/TNI AL, maka satuan-satuan kesehatan dituntut harus meningkatkan dan memelihara profesionalisme melalui latihan yang rutin dan terukur.
Untuk itu Kesehatan TNI AL menyelenggarakan latihan fungsi kesehatan dengan tajuk "Latihan Kesehatan Terpadu (Latkesdu) 2018" yang ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme Kesehatan TNI AL dalam mendukung Operasi Militer Perang pada tanggal 2 - 14 Agustus 2018, dengan sandi latihan "Belibis 18".
Konsep Latihan
Sesuai dengan tujuan dan sasaran latihan, maka disusun konsep latihan yang mengakomodasi kepentingan kemampuan penyusunan analisis kesehatan dan rencana dukungan kesehatan, kemampuan teknis dan taktis, memobilisasi instansi dan satuan samping serta kemampuan K4I (Komando, kendali, komunikasi, komputerisasi dan informasi. Untuk mewujudkan kepentingan tersebut, maka diselenggarakan kegiatan sebagai berikut :
Wilayah latihan berada di daerah belakang mandala operasi, yaitu di di Jakarta untuk menguji kesiapan fasilitas kesehatan TNI AL wilayah Jakarta. Penggunaan Kasus Flu Burung sebagai materi latihan merupakan upaya Kesehatan TNI AL agar siap terlibat dalam penanganan Global Health Security, khususnya ancaman penyakit potensial wabah yang berpotensi sebagai senjata biologi dalam perang modern, serta melatih Kesehatan Pangkalan melaksanakan koordinasi dengan satuan/instansi terkait.
Materi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare/muntaber dimunculkan sebagai model kemungkinan penggunaan senjata biologi serta mengedepankan peran unit lapangan Laboratorium P2PL Dinas Kesehatan TNI AL (Diskesal).
Materi kasus ledakan dan kebakaran di kamar mesin kapal perang dan truk logistik TNI pada proses embarkasi di pangkalan, merupakan upaya menajamkan fungsi personel kesehatan bahwa proses dekontaminasi, yang adalah bagian penting dari penatalaksanaan yang paripurna pada kasus trauma luka bakar terpapar zat kimia. Pada kegiatan ini diuji peran Chemical Identification yang dilaksanakan unit lapangan Lembaga Farmasi TNI AL (LAFIAL).
Selain luka bakar, personel kesehatan juga diuji menangani berbagai kasus traumatologi, SAR, problem Near Drowning dan kasus kesehatan penyelaman. Korban meninggal dengan luka bakar luas yang sulit dikenali, mewakili urgensi perlunya kemampuan Combat Victim Identification oleh Tim Odontologi Forensik Lembaga Kedokteran Gigi TNI AL (Ladokgi) RE Martadinata.
Terlaksanya rantai evakuasi dan prosedur konsultasi personel di lapangan, yang ditunjang dengan media teleconference dari lokasi kejadian dan selama transportasi korban dengan Medical Information Center RSAL dr. Mintoharjo. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kemampuan K4I untuk menekan jatuhnya korban prajurit baik kematian, kesakitan maupun meminimalkan resiko kecacatan.
Siklus Latihan dan Penugasan
Rangkaian kegiatan Latkesdu dari tanggal 2-14 Agustus 2018 meliputi pembekalan, penataran, gladi posko, Tactical Floor Game (TFG), latihan parsial, geladi lapangan serta kaji ulang.
Geladi lapangan dilaksanakan di kawasan perumahan TNI AL Sunter Kodamar, Dermaga Pondok Dayung, Dermaga Kolinlamil dan RSAL dr. Mintoharjo. Kegiatan Latkesdu TNI AL 2018 mendapat dukungan Kotama TNI AL di Jakarta, Satkopaska Koarmada I, Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmada I, KRI Imam Bonjol 383, KRI Nusanive 973, Dinas Ketahanan Pangan-Pertanian dan Kelautan DKI, Dinas Kesehatan Jakarta Utara, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Jakarta Utara.
Saat personel kesehatan TNI AL di wilayah Jakarta dan perwakilan kesehatan seluruh Pangkalan Utama TNI AL terlibat Latkesdu TNI AL 2018, pada saat yang sama sebagian prajurit kesehatan TNI AL sedang berada di Lombok NTB melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) penanggulangan bencana gempa bumi.
Bersama komponen kesehatan berbagai instansi lainnya, TNI AL hadir di Lombok menggelar kemampuannya sebagai Rumah Sakit Lapangan Yonkes Pasukan Marinir 1 maupun Rumah Sakit Kapal KRI dr. Soeharso 990 Koarmada II.
Dua kegiatan tersebut patut menjadi catatan, bahwa setiap saat Kesehatan TNI AL dituntut siap memenuhi panggilan tugas. Latihan dan penugasan adalah siklus yang akan terus bergulir.
Untuk itu tidak bisa ditawar profesionalisme harus dipelihara dan ditingkatkan serta didukung material kesehatan yang memadai. Lebih dari itu, karena hal tersebut merupakan amanat undang-undang yaitu TNI bertugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segenap ancaman dan gangguan.
Salam sehat
Pudji Widodo,
Sidoarjo, 28082018 (4).
Sumber :
Sebastian, Elly. Peningkatan peran SDM pertahanan nasional guna menghadapi perang generasi keempat. Jurnal Pertahanan April 2015, Vol. 5 No. 1, hal 115
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Menguji Kesehatan TNI AL untuk Mendukung Operasi Militer Perang ", untuk baca Klik kompasiana.com.
Komentar
Posting Komentar